Oleh : Sarah Nabila
KSEI Universitas Diponegoro Semarang
Perkembangan Indonesia sebagai salah satu negara yang mayoritas penduduknya muslim tidak bisa lepas dari sejarah masuknya peradaban slam di setiap daerah. Islam secara tidak langsung mendominasi kehidupan bangsa karena mampu membawa masyarakat Indonesia kepada kemajuan dan kebaikan. Perkembangan peradaban islam di Indonesia sudah juga sangat berpengaruh di seluruh aspek, baik dari segi pendidikan, politi, senin, ekonomi, yang saling menyatu membentuk suatu kebudayaan. Berawal dari pedagang muslim dari Arab Persia dan India yang singgah untuk berdagang, menjadikan penduduk pada masa itu juga ikut berperan aktif dalam penyebaran Islam di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa catatan dari situs sejarah, bagaimana kerajaan-kerajaan Islam mulai berdiri dan menyebarkan ajaran Islam di seluruh daerah. Jejak-jejak peradaban tersebut masih ada sampai sekarang, dan merupakan suatu cikal bakal adanya perkembangan potensi wisata religi di Indonesia.
Perlu kita ketahui, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki daya tarik tersendiri di bidang pariwisata. Selain kekayaan alam yang melimpah dan pemandangan alam yang sangat indah, peradaban Islam yang sudah mengakar kuat dalam pola hidup bangsa ini menjadikan Indonesia berpeluang untuk mengembangkan potensi halal lifestyle, terutama di sektor pariwisata. Bahkan, Indonesia meraih kemenangan di beberapa kategori dalam penghargaan World Halal Tourism Awards 2016. Hal ini merupakan langkah awal Indonesia dalam memperkenalkan prospek halal lifestyle di bidang pariwisata dalam skala internasional.
Wisata religi menjadi fokus utama dalam perencanaan ini. Pasalnya, keunggulan dari pariwisata Indonesia adalah pilihan destinasi wisata yang banyak serta keragaman budaya di tiap-tiap daerah. Keunggulan tersebut bisa dijadikan modal utama yang tidak dimiliki negara lain. Tempat wisata yang memiliki pengaruh budaya Islam di Indonesia adalah masjid, keraton, dan nisan atau makam. Contoh dari wisata religi di Indonesia adalah Masjid Agung Demak di Kabupaten Demak, Makam Sunan Giri di Gresik, Keraton Kasepuhan di Cirebon, Istana Maimun di Medan, dan lain sebagainya. Selain tempat wisata, acara kebudayaan berupa tradisi, Dugderan misalnya, bisa menambah point plus bagi daerah. Masing-masing tempat wisata dan acara tersebut mempunyai keunikan cerita tersendiri. Potensi ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.
Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, yang pertama adalah mengetahui potensi wisata religi apa saja yang ada di daerah tersebut. Pengetahuan masyarakat dapat menumbuhkan rasa kepeduliaan yang tinggi terhadap kemajuan daerahnya. Peran masyarakat sangatlah penting sebagai wujud rasa saling menjaga dan ikut berpatisipasi dalam melestarikan budaya yang ada. Pengetahuan tersebut bisa didapat melalui pengenalan atau sosialisasi, kunjungan wisata, atau di acara festival.
Langkah selanjutnya adalah perbaikan sarana dan prasarana. Strategi ini sangat diperlukan agar orang yang berkunjung ke tempat wisata merasa aman dan nyaman. Fasilitas yang berkaitan dengan pariwisata, misalnya akses untuk menuju ke tempat wisata dan akomodasi, bisa lebih ditingkatkan lagi. Pengecekan sekaligus pemeliharaan tempat wisata harus diberlakukan secara rutin agar keaslian serta keutuhannya tetap terjaga.
Strategi yang ketiga adalah melibatkan beberapa pihak dalam mengembangkan wisata religi. Pihak-pihak tersebut antara lain pemerintah (pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) dan masyarakat. Dengan adanya wisata religi di suatu daerah, otomatis akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Tidak dipungkiri bahwa sektor pariwisata berkaitan erat dengan sektor-sektor lain. Ada yang berjualan cinderamata di sekitar tempat wisata, membuka warung makan, trasportasi, penginapan, pusat oleh-oleh khas daerah, dan lain sebagainya. Maka, pemerintah daerah bisa memberikan ruang kepada masyarakat untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitasnya melalui pelatihan, workshop, pembinaan dan pendampingan usaha. Keterlibatan pemerintah daerah juga harus didukung oleh masyarakat dengan menjaga kebersihan dan keamanan di tempat wisata. Sebagai wujud apresiasi, pemerintah pusat bisa mengadakan perlombaan atau penghargaan di sektor pariwisata agar setiap daerah termotivasi untuk bisa mengembangkan potensinya lebih baik.
Strategi yang keempat adalah publikasi secara langsung atau melalui media untuk memperkenalkan wisata religi. Seiring berjalannya waktu, teknologi dari masa ke masa makin canggih. Begitu juga dengan cara penyampaian dan penerimaan berita yang cepat. Semua orang bisa mengakses informasi apapun di mana saja dan kapan saja. Kondisi ini dapat dimanfaatkan secara baik untuk mempromosikan wisata religi yang ada di daerah. Bisa dengan pemasangan iklan atau video profil dari tempat wisata, pembuatan website resmi, penyebaran brosur, bahkan bisa juga dengan penyelenggaraan pameran secara berkala di tingkat lokal maupun mancanegara.
Strategi yang terakhir adalah pengawasan. Pemerintah daerah bisa melakukan pengawasan melalui evaluasi agar segala upaya dalam memajukan wisata religi berjalan dengan baik. Masyarakat turut serta dalam pengawasan dengan cara memberikan kritik dan saran yang membangun untuk pemerintah daerah, atau melaporkan tindakan yang melanggar aturan supaya segera ditindaklanjuti.
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus mampu bekerjasama untuk memanfaatkan potensi wisata religi yang ada di Indonesia. Dengan majunya sektor pariwisata, diharapkan pendapatan daerah terus meningkat dan digunakan secara efektif dan efisien untuk kesejahteraan masyarakat.