Oleh: Imam Wahyudi Indrawan (Direktur Association of Sharia Economic Studies (AcSES) Universitas Airlangga 2015)
Apabila dipandang dari perspektif teori ekonomi makro, wakaf secara teoritis dapat mendorong pendapatan nasional dari dua sisi, yaitu:
- Mendorong permintaan agregat.Karim (2011: 67) menyebut bahwa pemerintah memiliki kemampuan besar dalam ekonomi dengan tabungan pemerintah yang besar. Dalam ilmu ekonomi makro, pemerintah berperan dalam mendorong pendapatan nasional melalui belanjanya yang besar sebagaimana tergambar pada rumus berikut:
Y = C + I + G + NX
dengan:
Y : pendapatan nasional
C : konsumsi agregat
I : investasi agregat
G : belanja pemerintah
NX : ekspor bersih (ekspor-impor)
Secara teoritis, apabila G mengalami kenaikan maka Y akan mengalami kenaikan pula. Kondisi tersebut tercermin pada Grafik 1 berikut:
Grafik 1: Peningkatan belanja pemerintah
Selanjutnya, kenaikan belanja pemerintah akan meningkatkan jumlah output pada barang dan jasa. Peningkatan output pada pasar dan jasa pergeseran kurva IS (kurva investment and saving) ke sebelah kanan. Karena belanja pemerintah merupakan kebijakan fiskal, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi kurva LM (kurva liquidity and money) yang merupakan cerminan pasar uang. Hal tersebut akan memunculkan keseimbangan baru pada kurva IS-LM. Secara grafis, kondisi di atas tercermin pada Grafik 2 berikut:
Pada akhirnya, keseimbangan baru pada kurva IS-LM akan menggeser kurva AD (Aggregate Demand atau Permintaan Agregat) ke kanan. Dengan asumsi bahwa penawaran agregat yang dicerminkan oleh kurva AS (Aggregate Supply) tidak bergeser, maka akan tercipta keseimbangan baru pada kurva AD-AS sebagaimana pada Grafik 3 berikut:
Grafik 3 : Pergeseran kurva AD
Apabila kita masukkan instrumen wakaf, sebagaimana telah dijelaskan pada artikel edisi sebelumnya bahwa wakaf dapat berperan dalam penyediaan barang publik sehingga membuat anggaran negara menjadi lebih efisien. Karena itu, dengan asumsi bahwa belanja pemerintah tetap, maka output atau pendapatan nasional dapat menjadi lebih tinggi sebagaimana tergambar pada Grafik 4 berikut:
Grafik 4: Tambahan penyediaan barang publik melalui wakaf
Melalui mekanisme yang sama pada bahasan sebelumnya, kenaikan belanja pemerintah diiringi manfaat wakaf untuk barang publik akan menggeser kurva IS dan membentuk keseimbangan baru dengan kurva LM sebagaimana ditunjukkan Grafik 5 berikut:
Grafik 5: Pergeseran kurva IS karena wakaf
Akhirnya, kurva AD pun bergeser dan membentuk keseimbangan baru dengan kruva AS. Kondisi tersebut tergambar pada Grafik 6 berikut:
Grafik 6: Pergeseran kurva AD karena wakaf
- Mendorong penawaran agregat.
Pada penjelasan grafik-grafik sebelumnya, diasumsikan bahwa kurva AS yang mencerminkan penawaran agregat bersifat tetap atau tidak bergeser. Menurut Karim (2011: 65), kurva AS yang tidak bergeser ditentukan oleh kapasitas negara dalam menghasilkan output seperti ketersediaan tenaga kerja dan sumber daya alam di suatu negara. Apabila kita cermati skema transmisi fiskal sebelumnya, wakaf dapat berperan dalam meningkatkan kapasitas output suatu negara melalui tiga cara, yaitu:
- Membangun infrastruktur baru yang dapat berperan dalam pembangunan ekonomi, seperti pembangkit listrik dan jalan tol.
- Membangun fasilitas peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan sekolah dan rumah sakit gratis bagi dhuafa.
- Membangun pusat riset di berbagai bidang yang dapat mendorong inovasi-inovasi baru yang dapat menambah jenis output yang dihasilkan perekonomian.
Apabila diperhatikan, kenaikan PDB karena wakaf melalui pergeseran kurva AD memiliki dampak berupa kenaikan harga atau dalam perspektif ekonomi makro berupa inflasi. Tentu hal ini tidak diharapkan. Maka, berdasarkan penjelasan di atas akan ditemukan jawaban bahwa dalam jangka panjang, fasilitas-fasilitas yang dibangun melalui wakaf tersebut akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dan sumber daya alam suatu negara sehingga dapat menggeser kurva AS sebagaimana tergambar dalam Grafik 7 berikut:
Grafik 7: Pergeseran kurva AS dalam jangka panjang
Dalam jangka panjang, fasilitas-fasilitas yang dibangun melalui wakaf akan mampu menggeser kurva AS melalui tiga jalur:
- Penciptaan barang-barang publik yang meningkatkan kinerja masyarakat luas.
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan fasilitas pendidikan dan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
- Riset-riset yang dibangun melalui wakaf akan menghasilkan sumber daya baru yang dapat memberikan alternatif produksi dalam perekonomian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa wakaf dapat berperan dalam pembangunan negara melalui penciptaan fasilitas-fasilitas publik baru yang dapat mendorong efisiensi anggaran negara serta menggeser agregat permintaan maupun agregat penawaran sehingga output dalam perekonomian dapat meningkat dengan tingkat harga yang stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman A. 2011. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.