Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu telah menelan ribuan korban dan menimbulkan aliran pengungsi yang menjadi sorotan dunia. Mulanya, konflik antara Rusia dan Ukraina berawal dari permasalahan geopolitik yang terjadi di antara keduanya. Keinginan Ukraina untuk tergabung dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO) memicu Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk melakukan serangan terhadap Ukraina. Bagi Ukraina, tergabung dalam NATO akan meningkatkan dukungan militer bagi Ukraina dari pihak luar secara signifikan, termasuk Amerika Serikat (CNBC, 2022). Namun demikian, hal ini memungkinkan bagi NATO dalam melancarkan kegiatan militer di Ukraina atau atas nama Ukraina, yang pasti akan menyebabkan konflik dengan Rusia. Hingga pada 24 Februari lalu, Rusia memulai gencatan militer skala besar di wilayah Ukraina sebagai tuntutan untuk mengakhiri ekspansi NATO ke arah timur (Widayanti, 2022).
Melihat kondisi perekonomian dari sudut GDP Rusia dan Ukraina sebelum dan saat konflik berlangsung. Rusia mengalami pertumbuhan GDP yang fluktuatif di tahun 2017-awal 2022. Akan tetapi sejak 2020 hingga awal 2022 GDP Rusia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dan kesejahteraan Rusia tidak terlalu terdampak walaupun konflik sedang berlangsung sejak akhir Desember 2021 lalu.
Sedangkan Ukraina juga mengalami peningkatan GDP yang signifikan pada tahun 2017- awal 2022, walaupun nilainya masih terbilang sangat jauh dibandingkan Rusia. Pada awal 2022, nilai GDP Ukraina masih menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik yang terjadi tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Ukraina secara keseluruhan. Meskipun begitu, nilai GDP pada tahun 2022 akan terus berubah sejalan dengan konflik yang masih berlangsung. Artinya, kesejahteraan masyarakat Rusia dan Ukraina masih akan terus mengalami fluktuasi.
Walau berada jauh dari pusat konflik, bukan berarti dampak ekonomi dari perang tidak dirasakan Indonesia. Josua Pardede selaku Chief Economist Permata Bank dalam Talks Podcast Series Bisnis.com menilai konflik antara Rusia dan Ukraina memberikan pengaruh positif dan negatif bagi perekonomian di Indonesia. Josua melihat tiga sektor yang terdampak oleh konflik antara Rusia dan Ukraina yaitu pasar keuangan, sektor komoditas dan sektor perdagangan.
Pada sektor pasar keuangan, konflik tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa perang akan terus berlanjut dan mendorong investor global untuk mencari aset-aset yang lebih aman. Jika melihat kondisi dalam negeri, nilai rupiah saat ini terbilang cukup stabil dalam kisaran Rp14.300-Rp14.400 per dolar. Menilik dari sisi IHSG terlihat mengalami peningkatan dari tahun 2020-2022 (Q1), Josua menjelaskan sejauh ini masih stabil meskipun akan terjadi koreksi karena investor global akan mencari aset-aset yang aman.
Adapun dampak terhadap sektor komoditas yaitu terdapat beberapa komoditas yang harganya naik yaitu batu bara dan Crude Palm Oil (CPO). per tanggal 2 maret 2022 harga batu bara menembus nominal 300 dollar per ton. lalu CPO juga cenderung naik sekitar 1.800 USD per ton lantaran ukraina merupakan salah satu produsen sunflower. Salah satu komoditas yang harganya membaik saat ini yaitu minyak mentah brent diatas 100 dollar per barel. Meningkatnya harga CPO menimbulkan dua sisi yang berbeda. Di satu sisi kenaikan harga tersebut memberikan defisit pada neraca migas Indonesia, karena Indonesia adalah net oil importer. Di sisi lain, neraca non migas, berpotensi mencatat hasil surplus karena Indonesia ditopang oleh kenaikan harga CPO dan batu bara yang tentunya akan mendorong kinerja ekspor migas Indonesia. Terakhir yaitu dampaknya terhadap sektor perdagangan. Indonesia merupakan importir gandum dari Ukraina yaitu sebesar 23% dan Indonesia juga impor pupuk, baja dan besi dari Rusia. Konflik Rusia-Ukraina akan menimbulkan dampak negatif jika suplai dari beberapa komoditas tadi mengalami gangguan.
Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga berdampak pada sektor industri halal global, seperti meningkatnya harga-harga makanan pokok di beberapa negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Hal ini dapat terjadi dikarenakan Rusia maupun Ukraina merupakan salah satu pengekspor halal food bagi negara-negara lainnya (Salaam Getaway, 2022). Berkaitan dengan hal tersebut, Indonesia merupakan negara dengan konsumen terbesar pada sektor industri halal dengan total konsumsi masyarakat Muslim terhadap produk industri halal mencapai hingga USD 2,2 triliun pada tahun 2019 lalu dan diprediksi akan meningkat menjadi USD 2,4 triliun pada 2024, di mana sektor potensial yang akan berperan besar adalah halal food, kosmetik, obat-obatan, jasa keuangan syariah, fesyen muslim, pariwisata halal, dan media islami (ISEF, 2021). Perkembangan sektor industri halal di Indonesia juga dapat dilihat dari meningkatnya pangsa pasar sektor halal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 24,3% menjadi 24,86% di tahun 2020 (Kemenkeu, 2021).
Di samping itu, Rusia juga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan sektor industri halal sebagai salah satu negara dengan umat Muslim terbanyak di Eropa. Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Tavares menyatakan bahwa besarnya jumlah umat Islam di Rusia menjadi peluang yang menjanjikan bagi Indonesia untuk melakukan kerja sama pada sektor industri halal global (Prabowo, 2021). Berbagai proyek kerjasama internasional antara Rusia dan Indonesia telah dilakukan. Seperti perluasan pasar industri halal melalui Kazan Summit pada 2019 lalu, pengembangan halal lifestyle yang dilakukan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) dengan Tatarstan Investment Development Agency (TIDA) di Rusia, hingga kerjasama dalam bidang jaminan produk halal antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama dan Russian Halal Center (RHC).
Berkaitan dengan hal tersebut, konflik yang terjadi saat ini juga berdampak negatif terhadap hubungan kerjasama antara Rusia-Indonesia dalam sektor industri halal. Diliput dari Metro TV 2021, Jose Tavares mengatakan jika jumlah penduduk muslim di Rusia yaitu 25 juta jiwa menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kerjasama dalam sektor industri halal. Lalu, Jose Tavares menegaskan bahwa pengusaha Indonesia dapat mempromosikan produknya dan mengeskpornya ke Rusia. Dalam sektor industri halal antara Rusia dengan Indonesia, Rusia menjadi importir global untuk produk fesyen. Permintaan produk fesyen meningkat 7,1% dari global selama 2016-2020. Begitu pula ekspor Indonesia ke Rusia untuk produk fesyen tumbuh sebesar 4,6%. (KNEKS, 2020). Sebagaimana yang dijelaskan bahwasanya konflik Rusia dan Ukraina memiliki dampak yang cukup parah terhadap perekonomian global, maka kondisi ini akan memberikan efek domino terhadap sektor perdagangan internasional. Terganggunya sektor perdagangan, akan berdampak negatif pada jalur perdagangan industri halal seperti penurunan ekspor, terganggunya supply chain, kenaikan harga, dan berbagai permasalahan ekonomi lainnya. Dalam sektor industri halal global, konflik yang terjadi juga berdampak negatif pada kondisi ketahanan pangan beberapa negara yang tergabung dalam Organisation of Islamic Coorperation (OIC) (Cochrane, 2022).
Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu merupakan konflik yang memiliki dampak terhadap perekonomian global, salah satunya Indonesia. Konflik ini dinilai berdampak terhadap tiga sektor perekonomian di Indonesia yaitu sektor pasar keuangan, sektor komoditas dan sektor perdagangan. Kondisi ini juga berdampak pada tatanan perekonomian syariah Indonesia, khususnya pada sektor industri halal. Indonesia dan Rusia merupakan negara yang memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan industri halal. Potensi ini menjadikan Indonesia dan Rusia memiliki berbagai hubungan kerja sama dalam mengembangkan sektor industri halal global. Terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina memberikan efek domino terhadap sektor perdagangan internasional yang kemudian akan berdampak negatif pada jalur perdagangan industri halal seperti penurunan ekspor, terganggunya supply chain, kenaikan harga, dan berbagai permasalahan ekonomi lainnya.
Berangkat dari analisis tersebut, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Rusia dalam pengembangan industri halal global berpontesi untuk terdampak secara tidak langsung karena adanya konflik Rusia-Ukraina ini. Sehingga kerja sama yang sudah dibangun oleh Rusia dan Indonesia pada bidang Industri halal harus terus berlanjut karena melihat potensi antara kedua negara yang sama-sama menjanjikan. Indonesia juga harus mampu mengekspansi berbagai macam produk halal ke Rusia seperti produk halal food dan fesyen. Mengingat sebagian besar perusahaan yang telah menjajaki pasar industri halal Rusia bergerak di bidang produk makanan, kosmetik dan busana muslim. Disamping itu, halal lifestyle telah menjadi hal yang dikembangkan di Rusia selama dua tahun terakhir. Seperti pengembangan sertifikasi halal, halal food, kosmetik halal, dan berbagai implementasi halal lifestyle lainnya. Dengan adanya potensi dan peluang tersebut, sudah semestinya kesempatan kerja sama antara Rusia dan Indonesia dalam mengembangkan industri halal terbuka lebar.
DAFTAR PUSTAKA
Cochrane, P., 2022. Ukraine Conflict: OIC Countries face the spectre of hunger. [Online] Available at: https://salaamgateway.com/story/oic-countries-face-the-spectre-of-food-insecurity [Accessed 23 Maret 2022].
Staff Writer., 2022. Newswrap: Halal food [Online] Available at: https://www.salaamgateway.com/story/newswrap-halal-food [Accessed 25 Maret 2022].
CNBC, 2022. CNBC Indonesia. [Online] Available at: https://www.cnbcindonesia.com/news/20220302063202-4-319392/ini-kronologi-perang-rusia-ukraina-apa-penyebab-putin-murka/4 [Accessed 23 Maret 2022].
ISEF, 2021. Indonesia Sharia Economic Festival. [Online] Available at: https://isef.co.id/id/blog-id/memahami-pasar-halal-di-tingkat-global/ [Accessed 23 Maret 2022].
Kemenkeu, 2021. Kementerian Keuangan RI. [Online] Available at: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/sektor-industri-halal-memiliki-potensi-besar-dalam-perekonomian-nasional/ [Accessed 23 Maret 2022].
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral [Online] Available at: https://www.minerba.esdm.go.id/harga_acuan [Accessed 24 Maret 2022].
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia [Online] Available at: https://bappebti.go.id/harga_komoditi_bursa [Accessed 24 Maret 2022].
Kompasiana.com [Online] Available at: https://www.kompasiana.com/syifawanda/62287632bb44866d453a51c2/dampak-perang-rusia-ukraina-terhadap-indonesia [Accessed 20 Maret 2022].
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. 2021. STRATEGI PERCEPATAN EKSPOR PRODUK HALAL USAHA KECIL DAN MENENGAH INDONESIA.
Prabowo, K. W., 2021. Medcom.id. [Online] Available at: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/JKRWX67N-indonesia-rusia-tingkatkan-kerja-sama-ekonomi-industri-halal [Accessed 23 Maret 2022].
Trading Economic [Online] Available at: https://tradingeconomics.com/russia/gdp [Accessed 24 Maret 2022].
Trading Economic [Online] Available at: https://tradingeconomics.com/ukraine/gdp [Accessed 24 Maret 2022]. Widayanti, O. W., 2022. Tribunnews.com. [Online] Available at: https://www.tribunnews.com/internasional/2022/02/25/ini-awal-mula-penyebab-rusia-invasi-ukraina-dan-kondisi-terbaru-ukraina [Accessed 23 Maret 2022].