Oleh: Ilham Fadhilah Perdana
KSEI KaSEI Universitas Riau
Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia maka Indonesia adalah pasar industri wisata Syariah terbesar di dunia dan sudah seharusnya hal ini disadari oleh pelaku bisnis pariwisata di Indonesia. Hal ini dikarenakan pengembangan wisata Syariah yang berkelanjutan akan dapat memberikan kontribusi ekonomi yang cukup signifikan bagi seluruh pelaku yang terlibat didalamnya. Hal itu juga termasuk kontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, penerimaan devisa, pengembangan usaha dan infrastruktur.
Dalam beberapa tahun terakhir kontribusi sektor pariwisata secara langsung terhadap PDB sudah mencapai 3,8% dan jika memperhitungkan efek penggandanya, kontribusi pariwisata pada PDB mencapai sekitar 9%. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga sudah mencapai 10,18 juta orang atau 8,9% dari total jumlah pekerja sehingga merupakan sektor pencipta tenaga kerja terbesar keempat. (Siaran Pers Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, 2014). Sejak digaungkannya komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata syariah level internasional, mulailah ditawarkan 13 daerah yang akan menjadi port central dalam komitmen ini. Daerah tersebut adalah NAD, Sumatra Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Makassar, Lombok, dan Bali. Hal ini berdasarkan kesiapan sumber daya, budaya masyarakat, produk dan akomodasi wisatanya. Diharapkan daerah ini bisa menjadi wajah Indonesia untuk ditampilkan ke dunia sebagai kiblat pariwisata syariah di dunia.
Apalagi pada tahun 2016 Indonesia ditetapkan sebagai the world best halal tourism destination karena dapat membawa pulang 12 dari 15 kategori yang dilagakan pada Kompetisi Wisata Halal Dunia 7-24 November 2016 di Abu Dabi UEA. Daerah seperti Lombok, Sumbar, Bandung, Bali dan Aceh menyumbang komitmen mereka sebagai wajah Indonesia dalam menjemput pengakuan tersebut.
- World Best Airline for Halal Travellers (Garuda Indonesia)
- World Best Ariport for Halal Travellers (Sultan Iskandar Muda Airport)
- World Best Family Friendly Hotel (The Rhadana Kuta)
- Word Most Luxiorious Family Friendly Hotel (Tran Luxury Hotel, Bandung)
- World Best Halal Beach Resort (Novotel Lombok Resort and Villa)
- Worl Best Halal Tour Operator (ERO Tour Sumbar)
- World Halal Travel Website (wonderfullomboksumbawa.com)
- World Best Halal Honeymoon Destination (Desa Lembah Sumbalun, NTB)\
- World Best Hajj and Umrah Operator (ESQ Tour and Travel)
- World Best Halal Destination (Sumbar)
- World Best Halal Culinery Destination (Sumbar)
- Worl Best Halal Cultural Destination (Aceh)
Berbanggalah kita pengakuan itu datang juga dari dunia untuk bumi pertiwi nan indah ini. Hal ini menunjukan bahwa benih dan potensi itu ada, tinggal bagaimana ini bisa di pelihara agar tetap dapat terus ditingkatkan. Pencapaian ini tentulah tidak lepas dari komitmen yang dilakukan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan seperti yang tertuang dalam RENSTRA Kementrian Pariwisata tahun 2015-2019. Bila kita melihat kedepannya prospek wisata syariah kedepannya terbuka lebar. Sekarang ini makin banyak negara-negara non muslim sangat antusias ikut menjadi pemain dalam geliat pariwisata halal ini. Sebut saja Thailand, negeri gajah putih tersebut mengaku siap dalam menyambut wisatawan muslim yang datang. Dengan sangat memerhatikan kehalalan makanan bagi wisatawan muslim, pemerintah Thailand membentuk lembaga yang berkompetensi untuk mengeluarkan sertifikat halal. Lembaga tersebut pun diawasi sangat ketat agar tidak sampai melakukan kesalahan.
Salah satu yang menjadi perhatian dalam peningkatan pariwisata syariah kedepannya adalah tour leader. Hal ini sangat penting mengingat keberadaan tour leader muslim sangat strategis dalam pengembangan wisata halal baik Indonesia maupun dunia. Mereka harus memastikan perjalanan berjalan lancar dan sukses sesuai program yang telah disusun oleh travel agent sepeti mengetahui lokasi makanan halal bagi wisatawan dan mampu menunjukan arah kiblat saat di hotel ataupun membawa wisatawan ke masjid untuk beribadah. Potensi peningkatan kunjungan wisman ke Indonesia dari Negara-negara Timur Tengah terutama Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan beberapa negara di kawasan teluk membuat penguasaan bahasa arab adalah keharusan bagi seorang tour leader di samping bahasa inggris. Di Lombok contohnya pengembangan potensi wisata syariah masih terkendala dengan kemampuan tour leader dalam penguasaan bahasa. Maka dari itu kedepannya peningkatan kualitas dan sertifikasi memang diperlukan dalam rangka standarisasi kepada profesi ini (pemandu wisata Islami) agar bisa bersaing.
Selain itu untuk meningkatkan investasi pariwisata halal, Indonesia dinilai harus meningkatkan promosi. Ini sangat penting agar jumlah wisman dan investor bisa ditarik lebih banyak lagi, salah satunya dengan mencptakan iklim investasi yang bagus. Agar nantinya pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana untuk menunjang keberlanjutan dari sector ini dapat ditingkatkan lagi.
Terciptanya diversifikasi dan integrasi pariwisata juga merupakan tujuan dari pengembangan jangka panjang dari pariwisata syariah ini. Hal tersebut bisa dengan menfasilitasi sejumlah desa untuk dikembangkan sebagai desa wisata, dan menciptakan pola perjalanan dimana struktur dan alur perjalanan wisata dari satu titik destinasi kedestinasi lainnya yang saling terkait. Pola perjalanan ini berisi informasi tentang fasilitas, aktivitas, dan pelayanan yang memberikan berbagai pilihan perjalanan wisata bagi industri maupun individu wisatawan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dalam melakukan perjalanan wisata.
Nantinya ini dapat lebih meningkakan citra pariwisata syariah Indonesia dan mengukuhkan Indonesia sebagai the world best halal tourism destination.