
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025 menjadi
perhatian utama, dengan pertumbuhan hanya mencapai 4,87 persen. Angka ini menunjukkan
adanya kendala mendasar yang perlu segera diatasi agar roda perekonomian kembali bergulir
dengan baik (Metro TV News, 2025). Salah satu tantangan penting yang berkontribusi terhadap
perlambatan tersebut adalah ketidakefisienan dalam sistem rantai pasok yang masih banyak
menggunakan metode konvensional. Pemanfaatan teknologi digital, terutama Internet of
Things (IoT), dapat menjadi jawaban sekaligus sejalan dengan prinsip keadilan dan
transparansi yang diajarkan dalam Islam. Rantai pasok di Indonesia masih menghadapi
berbagai permasalahan serius, seperti proses pengiriman barang yang lambat, pengelolaan stok
yang kurang akurat, dan biaya distribusi yang cukup tinggi (Kompas.id, 2025). Ketergantungan
pada cara manual dan minimnya integrasi antar pelaku usaha menyebabkan pergerakan barang
tidak berjalan optimal. Kondisi ini membuat harga kebutuhan pokok menjadi mahal sementara
daya beli masyarakat tetap stagnan. Hal ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang
menekankan pentingnya keadilan dan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
(Badan Pusat Statistik, 2025).
Permasalahan ini berdampak langsung pada konsumsi rumah tangga, yang selama ini
menjadi pendorong utama ekonomi nasional. Bahkan sektor-sektor strategis seperti
pertambangan dan konstruksi juga mengalami penurunan produksi akibat keterbatasan
anggaran dan hambatan distribusi (Kompas.id, 2025). Dalam situasi ini, teknologi Internet of
Things (IoT) hadir sebagai alat yang mampu menyederhanakan rumitnya rantai pasok sekaligus
mendukung prinsip efisiensi dan kejujuran yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Internet of
Things menghubungkan perangkat fisik seperti kendaraan, gudang, mesin produksi, dan sensor
dengan jaringan internet sehingga data dapat dipantau secara langsung dan akurat (Ben-Daya
et al., 2019). Dengan teknologi ini, pelaku usaha bisa memantau posisi barang, stok, dan proses
distribusi secara transparan. Transparansi tersebut sejalan dengan nilai syariah yang
mengedepankan keterbukaan dan kejujuran dalam transaksi ekonomi (Rahman & Abdullah,
2023). Contohnya, penggunaan sensor yang memonitor suhu dan kelembaban pada produk
pangan dan obat dapat menjaga kualitas selama pengiriman. Selain itu, pelacakan kendaraan
secara real-time memungkinkan perencanaan rute yang efisien sehingga mengurangi
keterlambatan dan menekan biaya bahan bakar (Ben-Daya et al., 2019). Langkah ini tidak
hanya memperbaiki keuntungan usaha, tetapi juga menghindari pemborosan, yang merupakan
salah satu nilai penting dalam Islam.
Pemanfaatan IoT dapat menekan biaya logistik melalui pengurangan waktu tunggu dan
pengoptimalan rute pengiriman. Hal ini membantu perusahaan mengurangi kerugian akibat
pengelolaan stok yang buruk, sehingga harga produk menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.
Dengan demikian, daya beli konsumen dapat meningkat yang sejalan dengan tujuan maqashid
syariah untuk mewujudkan kemaslahatan sosial (World Economic Forum, 2023). Efisiensi
distribusi yang didukung IoT juga membuka peluang bagi pelaku usaha kecil dan menengah,
termasuk petani, untuk memasarkan produk secara langsung ke konsumen melalui platform
digital. Dengan pendekatan ini, jalur distribusi menjadi lebih singkat dan adil, serta pasar
semakin luas. Model ini mengurangi ketergantungan pada perantara dan mendukung prinsip
keadilan dalam perdagangan menurut ajaran Islam (World Economic Forum, 2023).
Meski potensi IoT besar, penerapannya tidak lepas dari kendala, seperti keterbatasan
infrastruktur digital di daerah terpencil, kurangnya tenaga ahli yang menguasai teknologi, dan
kebutuhan biaya investasi yang tidak kecil (World Bank, 2024). Oleh karena itu, pemerintah
perlu hadir dengan kebijakan yang mendukung, mulai dari pemberian insentif, pelatihan
teknologi bagi pelaku usaha kecil, hingga perluasan akses internet hingga pelosok (Kompas.id,
2025). Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan
transformasi digital dalam rantai pasok yang inklusif dan berkelanjutan. Kerja sama ini juga
mencerminkan nilai-nilai Islam dalam mengutamakan maslahat dan kebersamaan (Rahman &
Abdullah, 2023). Dengan demikian, integrasi IoT dalam rantai pasok dapat mengurai
kompleksitas distribusi barang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
inklusif. Teknologi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan bisnis modern, tetapi juga mengusung
nilai keadilan, efisiensi, dan transparansi yang sejalan dengan prinsip Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2025). Ekonomi Indonesia Triwulan I-2025 Tumbuh 4,87 Persen
(y-on-y), Ekonomi Indonesia Triwulan I-2025 Terkontraksi 0,98 Persen (q-to-q).
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/05/05/2431/ekonomi-indonesia-triwulan-i-2025-
tumbuh-4-87-persen–y-on-y—ekonomi-indonesia-triwulan-i-2025-terkontraksi-0-98-persen-
-q-to-q–.html
Ben-Daya, M., Hassini, E., & Bahroun, Z. (2019). Internet of Things and supply chain
management: A literature review. International Journal of Production Research, 57(15–16),
4719–4742. https://doi.org/10.1080/00207543.2017.1402140
Kompas.id. (2025). Perlambatan ekonomi dan kontribusi rantai pasok terhadap konsumsi
rumah tangga. Diakses dari https://www.kompas.id/artikel/produk-domestik-bruto-2025-
diprediksi-melambat/amp
Metro TV News. (2025). Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025 terendah dalam
tiga tahun. Diakses dari https://www.metrotvnews.com/read/k8oCVQja-ekonomi-indonesia-
cuma-tumbuh-4-5-di-2025-ini-penyebabnya
Rahman, A., & Abdullah, S. (2023). Teknologi digital dan prinsip syariah: Studi
penerapan Internet of Things dalam bisnis syariah. Jurnal Ekonomi Syariah, 10(2), 123-137.
World Bank. (2024). Digital transformation for inclusive supply chains in Southeast Asia.
Washington, DC. https://www.worldbank.org/en/topic/digital/overview
World Economic Forum. (2023). How digital supply chains unlock growth and efficiency
for emerging markets. Diakses dari https://www.weforum.org/stories/2025/01/why-we-will-
be-seeing-a-radical-reinvention-of-supply-chains/
Nama: Shofi Shidqiyah
KSEI LiSEnSi

