Oleh Nurul Mailiza Rangkuti, UIE UINSU
Peserta LOES
Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan sumber daya alam dan negara kepulauan yang luas. Di setiap daerah yang ada di Indonesia terdapat lahan yang luas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai mata pencahariannya. Dengan daerah dan lahan yang luas serta sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan sebagai solusi dalam meningkatkan perekonomian negara Indonesia. Tetapi sampai sekarang ini berdasarkan data dari pemerintah setempat begitu banyak orang yang menganggur sedangkan sumber daya alam begitu melimpah yang dapat dimanfaatkan sehingga memenuhi perekonomian kehidupannya. Lalu, bagaimana pemerintah kita sendiri dalam menanggapi permasalahan ini?
Pada sektor pertanian terutama mayoritas penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya. Menurut pendapat saya pertanian di Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan, padahal di zaman sekarang sudah banyak alat pertanian yang canggih yang dapat dimanfaatkan menjadi lebih baik dan maju, banyak hal yang menyebabkan itu terjadi, diantaranya yang menghambat pertanian di Indonesia adalah pembaruan agraria yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pemerintah di Negara kita tidak fokus kepada pertanian dan lebih fokus kearah politik yang hanya menambah masalah di Negara kita. Dari hasil pemerintah yang lebih fokus ke masalah politik dibandingkan masalah di bidang pertanian, perikanan, peternakan banyak pejabat yang melakukan korupsi dan hasil sumber daya alam yang berlimpah terabaikan yang lama-kelamaan mulai menurun bahkan punah. Produk-produk pertanian lokal kalah saing dengan produk dari luar Negeri. Tidak ada yang salah dengan pertanian kita, hanya saja pemerintah yang membatasi jalan pertanian kita untuk berkembang. Bahkan pemerintah melakukan impor beras dengan negara lain sehingga menimbulkan pro dan kontra.
Pertanian haruslah diandalkan, jadikan pertanian di Indonesia menjadi barisan terdepan dalam peningkatan keuangan. Dan yang paling penting adalah kepada semua orang baik masyarakat biasa atau pemerintah tetap menghargai orang yang berprofesi sebagai petani, nelayan, peternak bukan untuk merendahkan dan meremehkan mereka, pertanian juga merupakan mata pencaharian utama di zaman Rasul selain berdagang karena Rasul juga mengembala kambing dan aktif dalam bertani dan berdagang, tanpa adanya mereka kehidupan kita tidak akan jalan dan kebutuhan hidup tidak terpenuhi bahkan kita bisa mati. Bukan hanya pejabat pemerintah saja yang harus ditakuti dan dihargai.
Pembangunan pertanian harus disusun berdasarkan kerangka yang kokoh dan tangguh, mampu mengoptimalkan sumberdaya, modal, tenaga, serta teknologi dan mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pertanian harus berdasarkan ‘keberlanjutan’ yaitu, dalam aspek ekologis, sosial dan ekonomi .
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan daerah dan perekonomian , harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan dan sarana untuk berusaha. Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Yaitu meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan
Dari perikanan, termasuk perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan. Kekayaan laut yang melimpah belum mampu dimanfaatkan secara optimal bagi kemajuan perekonomian bangsa. Sektor perikanan budidaya semestinya didorong bukan hanya pada komoditas ekonomi penting yang berbasis pada orientasi pasar, namun harus fokus dalam mempertahankan dan mengembangkan komoditas yang berbasis spesies endemik lokal dan spesies yang terancam kelestariannya.
Salah satu penyebab rendahnya kinerja perikanan adalah terjadinya economic overfishing. Artinya, selain rasio antara biaya dan harga yang terlalu tinggi. Strategi kunci pada pengurangan kapasitas perikanan adalah membuat perikanan seefisien mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara pengurangan kapasitas dilakukan secara adaptif dengan mempertimbangkan lokasi, ketersediaan sumber daya, dan kinerja ekonomi regional.
Perikanan juga menghadapi permasalahan permodalan yang tidak kondusif. Beberapa faktor utama penghambat perikanan mungkin dari sarana yang kurang memadai, larangan mengoperasikan pukat harimau, adanya pencurian ikan secara besar-besaran oleh kapal asing dan orang yang legal, rendahnya produktivitas lahan udang yang terutama.
Dunia peternakan di Indonesia dihadapkan kepada kendala-kendala yang berat yang harus segera diatasi dalam menghadapi tantangan era pasar bebas. Pertama, belum dapat dicapainya standar gizi nasional. Kedua, produktivitas ternak masih rendah serta angka kematian ternak yang relatif masih cukup tinggi. Ketiga, belum dapat dimanfaatkannya peluang ekspor ternak dan hasil ternak dalam upaya peningkatan penerimaan devisa dan penciptaan lapangan kerja baru. Keempat, kerugian akibat penurunan mutu dan kerusakan hasil‑hasil peternakan. Kelima, belum dimanfaatkannya sumberdaya alam secara optimal. Keenam, lemahnya kelembagaan dan posisi peternak. Ketujuh, adanya tuntutan agar pengelolaan peternakan dapat memperhatikan masalah lingkungan yang dihasilkannya.
Peternakan untuk mampu menembus ke pasar Intemasional dalam melakukan ekspor diperlukan beberapa perubahan, salah satunya mutu dari produk yang dihasilkan harus lebih berkualitas.
Pada pembangunan peternakan pola industri terdapat interaksi variabel pokok yaitu Peternak sebagai subyek harus dijamin meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan, Ternak sebagai obyek ditingkatkan produksi dan produktivitasnya, Lahan sebagai basis ekologi pendukung pakan dan lingkungan budidaya dan Teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.