Penulis : Abdul Qadim Zallum
Andai kita melakukan survey, mungkin tidak ada istilah yang lebih populer abad ini, selain demokrasi. Sebagai ide, demokrasi telah terlanjur dinilai sacral; sebagai wacana, demokrasi telah lama dianggap berkah; dan sebagai sistem, demokrasi pun diyakini sebagai hal yang “wajib” diwujudkan. Dalam kaitannya dengan islam dan kaum Muslim sendiri, telah lama muncul berbagai lontaran dari banyak kalangan yang intinya menunjukkan adanya hubungan inheren antara Islam dan demokrasi. Bahkan ada kalangan yang—dengan penuh percaya diri—menyatakan, “Demokrasi adalah Islam,” atau, “Islam adalah demokrasi itu sendiri.” Benarkah demikian?
Buku ini, boleh dikata, merupakan satu-satunya buku yang bukan saja berani bersebrangan dengan keyakinan para pemuja demokrasi, tetapi juga—secara brilian dan argumentatif—mengkritik dan sekaligus membongkar habis demokrasi sampai ke akar-akarnya. Menurut penulisnya, dalam tatanan konseptual maupun realitas empiris, demokrasi—dengan “kedaulatan rakyat” sebagai inti—bukan saja bertolak belakang dengan Islam serta kontradiktif dengan fitrah dan akal manusia, tetapi juga bertentangan dengan dirinya sendiri.
Buku ini nampaknya berhasil mengungkap berbagai sisi kelemahan dan keburukan demokrasi yang selama ini luput, bukan saja dari para pemujanya, tetapi bahkan luput dari para pengkritiknya sekalipun. Walhasil, buku ini merupakan referensi berharga bagi siapa pun yang selama ini concern terhadap wacana Islam via a viademokrasi.