FoSSEI NOMIS (Nongkrong Ekonomi Islam) : Inspiration Forum Bersama Presidium Nasional FoSSEI 2004-2005

FoSSEI NOMIS (Nongkrong Ekonomi Islam) : Inspiration Forum Bersama Presidium Nasional FoSSEI 2004-2005

 

Acara diawali dengan sambutan oleh M. Haqqi Hudan, Presidium Nasional FoSSEI 2018-2019 yang disampaikan di kafe Bawang Putih, Depok. Haqqi menyampaikan bahwa kelima presnas baru saja dilantik kurang dari seminggu dan kerja-kerja sudah mulai dilakukan. Mulai tahun ini, semangat yang dibawa adalah berbenah bersama agar masalah-masalah FoSSEI dapat diselesaikan secara bersama-sama. In syaa Allah Allah bersama kita untuk membenahi FoSSEI bersama sama. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan oleh pemaparan dari Bang Achmad Iqbal, Presidium Nasional FoSSEI 2004-2005 dari IPB mengenai sejarah FoSSEI dan kariernya beliau selama di Masyarakat Ekonomi Syariah. FoSSEI mengapa dipimpin secara kolektif kolegial karena agar semangat ukhuwahnya dapat dan memaksimalkan fungsi silaturrahim. Di periode 2004-2005 juga, inovasi banyak terjadi. Mulai dari kamnas, temilnas, dan kerja sama dengan Bank Muamalat. Bahkan kerja sama tersebut sama sekali tidak mengeluarkan dana dari FoSSEI, murni 100% dari Bank Muamalat dan Menteri Bumn beserta dirut-dirut bank turut hadir. Hal ini dikarenakan semangat silaturrahim dan sinergi dari kelima presnas di kala itu.

Selanjutnya, pemaparan dari Bang Miftahus Surur, Presidium Nasional FoSSEI 2004-2005 dari STEI Tazkia mengenai melihat peluang inovasi dari tantangan di setiap zaman nya. FoSSEI harus mulai melakukan kerja sama internasional minimal tingkat ASEAN. Semakin berubah nya zaman, FoSSEI harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Selain itu, boleh jadi program ToT sudah tidak relevan lagi karena mayoritas sudah memiliki jurusan Ekonomi Syariah di kampusnya masing-masing, tidak seperti dulu. Oleh karena itu, mungkin pengembangannya sudah mulai banyak berinteraksi dengan masyarakat luas. Tidak hanya itu, presnas pun harus punya positioning sebagai seorang pemimpin. Kalau kami dulu memposisikan diri sebagai khotimul Ummah (pelayan umat) dan lebih down to earth kepada teman-teman KSEI agar kedekatan kinerja nya semakin terasa.

Berikutnya, pemaparan dari Bang Iman Ni’matullah, Presidium Nasional FoSSEI 2004-2005 dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai prinsip 5S. Pertama, adalah spirit. Dulu ketika saya ingin berangkat ke Munas Banjarmasin, saya tidak mempunyai uang sama sekali. Namun hal ini tidak membuat saya patah semangat. Kemudian, saya memberanikan diri untuk menemui dekan fakultas saya. Saya menyampaikan bahwa “Pak, ini ada undangan dari FoSSEi untuk UIN dan mau taruh muka di mana pak kalau UIN tidak bisa hadir!” sontak membuat dekan saya kaget dan marah. Beliau akhirnya ngomel dan bilang “Yasudah, sana ketemu bendahara”, akhirnya saya dapat dana untuk pergi munas ke Banjarmasin. Pertama kali dalam sejarah akhirnya saya dapat naik pesawat walaupun pulangnya naik kapal laut dari Banjarmasin ke Jakarta. Kedua, adalah strong. Kekuatan yang membuat kami akhirnya hari ini setelah 14 tahun dapat reuni dan bertemu di Bawang Putih hari ini. Ketiga, adalah sistematis. Hidup kamu harus kamu jalani secara sistematis termasuk memutuskan untuk keluar dari pekerjaan atau untuk menikah. Keempat, adalah Smart. Ketika kamu pintar maka hidupmu akan mudah dan dapat dicari oleh orang-orang dan terakhir adalah simple. Segala sesuatunya dibuat sederhana saja karena hal itu yang membuat kita terhindar dari korupsi.

Kemudian, pemaparan dari Bang Nanang Setiawan, Presidium Nasional FoSSEI 2004-2005 dari Universitas Brawijaya mengenai pengalaman kerja di PT Astra Internasional selama 13 tahun lebih. Beliau menyampaikan bahwa dirinya sebenarnya bukan lah orang yang pintar akan tetapi beliau adalah orang yang ulet dan tekun. Beliau bahkan sempat ditolak di Astra akan tetapi beliau menyampaikan bahwa beliau pernah menjadi Presidium Nasional FoSSEI yang notabene memimpin ribuan orang. Akhirnya, pihak Astra menerima beliau dengan syarat ada enam ujian yang harus dilewati. Pada akhirnya, beliau berhasil melewati ujian tersebut dan kini sudah mencapai top management di PT Astra International. Pada akhirnya, jangan minder bila dirimu tidak sepintar orang lain tapi kamu harus melakukan hal yang orang lain tidak lakukan.

Terakhir, pemaparan dari Bang Iman Ariyadi, Presidium Nasional FoSSEI 2004-2005 dari UIN Jogjakarta mengenai pengalaman beliau menjadi seorang pengusaha. Menjadi pengusaha adalah sebuah ketidakpastian yang berkepanjangan. Tidak pasti untung, tidak pasti sukses dan lain-lain. Bahkan, karier tersebut saya awali dengan lulus dari kampus dengan waktu 14 semester. Tapi, di momen tersebut, banyak sekali pertolongan Allah yang tak pernah terduga yang saya alami. Dan dari sini lah perjalanan saya memiliki mental yang kuat sehingga dapat menjadi pengusaha seperti hari ini. Kuncinya adalah berjuang karena masa depan hanya milik orang-orang yang berjuang hari ini.

Rekan-rekan seperjuanganku, meskipun kita bukan anak keturunan raja dan bukan keturunan konglomerat, tapi yakinlah akhi, ukhti bahwa kita punya dua hal, yaitu menulis dan membaca. Ketika antum menulis maka antum dapat dikenal dunia dan ketika antum membaca maka antum dapat mengenal dunia. Jangan berhenti bermimpi kawan karena bermimpilah segila mungkin maka mimpi itu akan menjadi waras. Selamat menginspirasi, semoga Allah menolong kita semua!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *