Hasil Diskusi FoSSEI Kastrat #3 “Daya Beli Masyarakat Menurun, Perlukah Mencari Harta Karun?”

Hasil Diskusi FoSSEI Kastrat #3 “Daya Beli Masyarakat Menurun, Perlukah Mencari Harta Karun?”

FoSSEINews|Agenda FoSSEI Kastrat yang ketiga berkolaborasi dengan Bakti MES untuk berdiskusi mengenai isu-isu ekonomi Islam yang sedang hangat. Diskusi kali ini dilaksanakan secara luring di Kantor Pusat MES Jakarta Selatan pada hari Selasa, (27/8/2024). Pemateri pada acara ini yaitu Dr. Ali Sakti, M. Ec., seorang peneliti senior di Bank Indonesia. Bersama 35 kader FoSSEI lainnya, diskusi ini membahas mengenai menurunnya daya beli masyarakat yang dikhawatirkan sebagai dampak deflasi yang dialami Indonesia selama 3 bulan beruntun. Mari kita simak hasil diskusinya!

Kapan Daya Beli Masyarakat Mulai Menurun?

Penurunan daya beli masyarakat dimulai dari sejak adanya pandemi dimana banyak aturan lockdown sehingga semua kegiatan harus dilakukan di rumah saja. Hal tersebut menyebabkan terjadinya PHK dan banyak UMKM yang gulung tikar karena tidak dapat bertahan ketika pandemi. Pada masa itu, pemerintah memberikan bansos dan bantuan KUR untuk UMKM sebagai upaya untuk menghidupkan kegiatan ekonomi masyarakat kelas bawah. Namun, setelah masa pandemi selesai dan tidak ada lagi bansos, masyarakat menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain, perusahaan belum bisa menaikkan gaji karyawannya pasca pandemi karena masih memulihkan keadaan perusahaan yang terkena dampak pandemi. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat membatasi konsumsinya agar bisa bertahan hidup.

Lalu Apa Pentingnya Daya Beli Masyarakat Bagi Perekonomian?

Dalam Hukum Say menjelaskan mengenai supply create its own demand yang artinya apa yang diproduksi akan dijual dalam perekonomian, sehingga perekonomian berjalan pada tingkat kesempatan kerja penuh. seiring dengan meningkatnya daya produksi ekonomi, total permintaan dalam ekonomi juga akan tumbuh pada kecepatan yang hampir sama. Teori ini dibantah oleh ekonomi Islam karena berasumsi semua orang itu kaya dan akan membeli apa yang diproduksi. Dalam ekonomi Islam, Tuhan telah mengelompokkan manusia bermacam-macam. Ada yang mampu dan ada yang duafa. Kelompok duafa belum tentu mampu membeli apa yang diproduksi. Jadi yang menghidupkan ekonomi itu bukanlah produksi melainkan permintaan. Jika permintaan naik, otomatis produksi juga akan naik sehingga pendapatan pun meningkat. Inti dari perekonomian ialah produksi atau nilai tambah. Cara menaikkan tingkat produksi atau nilai tambah yaitu dengan meningkatkan permintaan. Oleh karena itu, daya beli masyarakat penting untuk menaikkan kegiatan perekonomian. Perlu diketahui bahwa perekonomian diukur berdasarkan Growth by number bukan growth by value. Artinya bukan nilai tambah/permintaan saja yang perlu diperhatikan, melainkan berapa banyak orang yang terlibat dalam konsumsi/permintaan.

Apa Harta Karun Yang Harus Kita Cari Untuk Mengatasi Permasalahan Daya Beli Menurun?

Zakat, menurut Dr. Ali, menjadi instrumen penting dalam berbagai masalah ekonomi, khususnya dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan penyaluran zakat kepada mustahik, daya beli meningkat, permintaan terhadap barang dan jasa naik, dan ketimpangan pendapatan dapat dikurangi. Hal ini, pada akhirnya, akan mengurangi ketimpangan dan tekanan inflasi yang disebabkan oleh kelompok masyarakat dengan daya beli sangat tinggi atau yang sangat rendah. Betapa sempurnanya Islam dalam mengatur perekonomian supaya terus berjalan. Dengan adanya zakat, kesenjangan ekonomi tidak akan begitu tinggi. Manusia akan saling peduli terhadap sesama. Tidak akan ada kelompok masyarakat yang sangat berkekurangan dan yang sangat berkecukupan. Roda perekonomian akan berjalan dengan sangat baik ditambah lagi dengan adanya infak dan shadaqah.

Kesimpulannya, harta karun yang sangat berharga bagi lancarnya perekonomian adalah zakat, infak, dan sedekah (ZIS). ZIS mengajarkan kepada kita bahwa harta yang kita miliki hanyalah titipan bahkan ada rezeki orang lain di dalam harta yang kita punya. Konsep ZIS juga menyadarkan kita bahwa ekonomi Islam merupakan sebuah solusi dari setiap permasalahan ekonomi jika diterapkan dengan benar

Redaktur : Beni Suci/Keilmuan FoSSEI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *