Meluruskan Kekeliruan
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah mengumpulkan kita dalam barisan dakwah ini. Rasa syukur patut kita haturkan kehadirat Allah SWT sebagaimana telah mempertemukan kita dalam agenda-agenda kebaikan yang Insya Allah senantiasa kita persembahkan hanya karena dan untuknya semata. Semoga Allah mengekalkan tali persaudaraan diantara kita, merapatkan barisan-barisan kita dan memudahkan setiap amal kita untuk kemenangan dakwah, menegakkan kalimatnya dimuka bumi ini.
Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurahkan kepada panglima dakwah baginda besar Nabi Muhammad SAW. Beliau hadir ditengah-tengah kita untuk menyempurnakan akhlak dan menuntun setiap manusia untuk bersamanya meraih surga Allah SWT. Semoga kita termasuk bagian dari manusia yang mendapatkan rahmat Allah SWT dan bersanding dengan beliau kelak di surga yang indah. Amin. Amma Ba’du.
Dakwah ini bukan ditujukan untuk dunia, tujuan perjuangan ini adalah membangun peradaban Islam pada sisi ekonomi (Ali Sakti, 2012). Dakwah ini meminta kita harus banyak belajar, banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan harta. Kita adalah manusia yang lemah dan pelupa yang harus selalu dikuatkan dan diingatkan. Oleh karena itu, tidak ada pertolongan kecuali datangnya dari Allah SWT sehingga kita harus selalu mendekat kepadanya.
FoSSEI lahir sebagai wadah aktualisasi, komunikasi dan silaturahim antar mahasiswa yang peduli terhadap ekonomi Islam sehingga terjalin komunikasi yang efektif dalam memperjuangkan ekonomi Islam (AD ART FoSSEI; 2012). FoSSEI lahir berdasarkan kesepakatan MUNAS KSEI (KoKaSEI) pada bulan mei tahun 2000. Adanya MUNAS KSEI menunjukkan bahwa sebelum FoSSEI didirikan telah ada kajian-kajian ekonomi Islam diberbagai kampus seperti Undip, UGM, UI, Unibraw dan lain-lain.Sehingga dirasa perlu ada sebuah wadah organisasi yang menghubungkan antara satu KSEI dengan KSEI lainnya (Sula, M. Syakir & Mufti, Aries; 2010). Tidak ada dikotomiFoSSEIdengan KSEI, KSEI adalahanggotaFoSSEIditingkatkampus.Sedangkanbentuk KSEI-KSEI sendiribermacam-macam, ada yang berbentuk UKM, BSO, LSO, HimpunanMahasiswaJurusan, BEM Jurusan, LDK Fakultas, Divisi di LDK, Divisi di UKM dan lain-lain.
Saya melihat bahwa rekan-rekan yang aktif baik sebagai anggota ataupun pengurus ditingkat KSEI tidak merasa sebagai anggota FoSSEI karena anggapan bahwa anggota dan pengurus FoSSEI adalah mereka yang punya jabatan secara struktural di FoSSEI baik ditingkat Komisariat, Regional, ataupun Nasional padahal seluruh anggota KSEI adalah anggota FoSSEI.
Ujung tombak perjuangan ekonomi Islam adalah KSEI karena KSEI mempunyai peran penting dalam menyusun dan membuat program terencana dan terorganisasi dengan baik dalam perjuangan ekonomi Islam sehingga yang menjadi fokus program FoSSEI adalah pengembangan KSEI dengan memfasilitasi KSEI untuk membangun keilmuan dan kajian yang baik, kaderisasi yang unggul dan lain-lain.
Pengembangan dan Penguatan Jaringan
Memasuki usianya ke 12, FoSSEI telah memiliki jaringan yang sangat luas. Adapun jaringan yang saya maksud terbagi 2 yaitu jaringan internal dan jaringan eksternal. Jaringan internal adalah anggota FoSSEI di seluruh indonesia yang berjumlah 120 KSEI lebih dan terbagi dalam beberapa regional, meliputi:
1. Sumatera Bagian Utara (Aceh dan Sumatera Utara),
2. Sumatera Bagian Tengah (Sumatera Barat, Riau, dan Jambi),
3. Sumatera Bagian Selatan (Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Bangka Belitung),
4. Banten,
5. Jabodetabek,
6. Jawa Barat,
7. Jawa Timur,
8. Jawa Tengah,
9. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
10. Sunda Kecil (Mataram dan Bali),
11. Kalimantan Timur,
12. Kalimantan Barat,
13. Kalimantan Selatan,
14. Sulawesi Selatan,
15. Sulawesi tengah,
16. Jayapura (STAIN Alfath Jayapura Insyaallah).
Kemudian jaringan eksternal sendiri adalah berbagai stakeholder ekonomi Islam yang terdiri dari MES, IAEI, PKES, BI, DSN MUI, KBC dan lain-lain. Kedua jaringan tersebut baik internal atau eksternal harus terjalin dan dapat di maintenance dengan baik. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk tujuan pengembangan jaringan:
- Setiap regional harus mendata Komisariat dan KSEI yang berada diregionalnya. Minimal data tersebut berisi Nama Ketua Komisariat/KSEI_Nama Komisariat/KSEI_Asal Kampus_CONTACT PERSON_Email kemudian dilaporkan kepada FoSSEI Nasional. Data tersebut sangat penting untuk membantu FoSSEI Nasional mendata Jaringan FoSSEI sehingga nantinya akan ada data empiris yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai jumlah KSEI dan kader FoSSEI. Regional harus membuat klasifikasi Komisariat/KSEI berdasarkan kemapanannya, tujuannya adalah agar FoSSEI Regional dan KSEI bisa mengetahui bagaimana kondisi KSEI-KSEI yang berada di wilayahnya dan mempunyai cara yang tepat untuk membangun KSEI-KSEI tersebut. Regional harus mampu menjadi wadah dan fasilitator bagi Komisariat dan KSEI-KSEI yang berada diwilayahnya sehingga terjalin komunikasi dan silaturahim antar KSEI-KSEI untuksaling bahu membahu menyiarkan ekonomi Islam. KSEI yang mapan sharing dan membantu membangun KSEI yang masih berkembang dengan difasilitasi oleh Koordinator Regional. Dalam hal ini, Koordinator Regional berperan sebagai Communication Board yang menghubungkan satu KSEI dengan KSEI yang lainnya yang berada diwilayah regionalnya dengan dibantu oleh Ketua Komisariat.
- Setiap regional harus memiliki program unggulan, seperti: Pasar Binaan yang bekerjasama dengan pemerintah setempat memberikan edukasi ekonomi Islam, Sekolah Binaan, Desa Binaan, BMT dan lainnya. Program unggulan tersebut akan menjadi advantage buat regional, setiap regional mempunyai khasnya masing-masing. Program tersebut tidak hanya berkaitan dengan keilmuan dan akdemisi tapi FoSSEI juga harus bisa mengaplikasikan ekonomi Islam ke tatanan praktis agar masyarakat merasakan manfaat dari FoSSEI dan lebih khusus lagi merasakan manfaat ekonomi Islam. Ketika FoSSEI berdiri, jumlah kajian-kajian ekonomi Islam masih sedikit, kampus-kampus yang membuka ekonomi Islam baik sebagai jurusan, prodi, konsentrasi atau sebatas mata kuliah pilihan juga masih sedikit.Jumlah industri syariah juga tidak sebanyak saat ini.Oleh karena itu, fokus arah pergerakan FoSSEI adalah membangun dan mengembangkan kajian-kajian dan diskusi-diskusi ekonomi Islam di kampus-kampus, membangun budaya keilmuan ekonomi Islam seperti mengadakan simposium, lomba karya tulis dan paper. Berbeda dengan saat ini, lembaga yang mengadakan kajian-kajian ekonomi Islam sudah sangat banyak, maka FoSSEI harus mempuyai kelebihan yang membedakannya dibandingkan organisasi yang lain. Selain itu, saya melihat dalam hal Membumikan Ajaran Islam dalam Bidang Ekonomi tidak hanya sebatas membangun tradisi keilmuan ekonomi Islam tapi juga harus sampai pada tahap aplikasi sehingga dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.Syiar ekonomi Islam sudah harus sampai ke masyarakat, semakin banyak masyarakat mengenal ekonomi Islam maka progress dakwah kita semakin terlihat. Jangan terus disibukkan oleh masalah internal tapi kita juga sudah harus melakukan ekspansi.
- Setiap Regional harus mendatangi semua institusi ekonomi Islam yang berada di regionalnya minimal institusi perbankan syariah dan lembaga zakat dengan tujuan silaturahim, mengenalkan FoSSEI dan mengenal institusi tersebut. Tujuan dari program ini agar regional mampu membangun hubungan dengan institusi ekonomi Islam yang berada di wilayahnya, mengenal manajer operasionalnya, memiliki no contact person manajer operasionalnya dan institusi tersebut mengenal FoSSEI bila perlu mereka diundang sebagai pembicara sehingga terjalin hubungan yang dekat antar FoSSEI dengan institusi tersebut. Berikutnya institusi ekonomi Islam tersebut bisa menjadi akses pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang berada diregionalnya.
- Setiap regional harus mendatangi semua stakeholderEkonomi Islam yang berada diwilayah regionalnya seperti IAEI Daerah dan Komisariat Kampus, MES Daerah, KA-FoSSEI, ASBISINDO Daerah, ICMI Daerah, BI Daerah, JPMI Daerah dan lain-lain dengan tujuan silaturahim, mengenalkan FoSSEI dan mengenal stekholder tersebut. Tujuan dari program ini adalah regional mampu membangun hubungan dan menjaga silaturahim dengan stkeholders tersebut dan bersinergi dalam rangka syiar ekonomi Islam, selain itu stakeholders tersebut juga bisa diundang sharing jadi pembicara di forum-forum kajian kita. Setiap regional wajib memiliki no contact person operational manager institusi ekonomi Islam di regionalnya dan memiliki contact person stkeholders dan tokoh-tokoh ekonomi Islam di regionalnya baik yang tergabung dalam IAEI Daerah dan Komisariat Kampus, MES Daerah, ASBISINDO Daerah, ICMI Daerah. BI Daerah, JPMI Daerah dan lainnya untuk kemudian minimal seminggu sekali di kirim SMS terkait perkembangan kegiatan FoSSEI dan ekonomi Islam. Tujuannya adalah mereka tahu kegiatan FoSSEI dan sebagai sarana membangun hubungan jangka panjang dengan mereka. Bisa dalam bentuk SMS Jum’at FoSSEI atau lainnya.
- Setiap regional harus punya group facebook yang menampung aspirasi dan sebagai wadah komunikasi dan transformasi keilmuan antar kader, antar ksei, antar komsat yang ada diwilayahnya.
- Setiap regional haus memiliki blog sebagai sarana dan media publikasi. Blog dan jejaring sosial dimanfaatkan sebagai media publikkasi kegiatan-kegiatan atau sponsorship dengan menampilkanlogonya di blog. Agenda KSEI dan Reg harus dipublish minimal di group fb dan blog. Kemudian materi kajian atau seminar juga harus dishare di fb atau blog agar terjadi transformasi keilmuan antar KSEI.
- Setiap agenda KSEI yang bersifat Regional atau Nasional harus menyertakan logo FoSSEI untuk membangun rasa kepemilikan bersama terhadap FoSSEI. Kemudian setiap regional harus bisa membantu dan memfasilitasi KSEI-KSEI dalam mengadakan acara kajian, studi banding, workshop kaderisasi, workshop kurikulum kajian, workshop buku pedoman KSEI dan lainnya.
- Setiap regional harus mendata alaumni-laumni FoSSEI, membangaun hubungan dengan mereka dan memperluas jaringan. Tujuannya adalah agar para alumni memiliki kepedulian untuk membangun KSEI dan FoSSEI, membantu mengakses sumber pendanaan dan menjadi pemateri dalam kajian dan seminar ekonomi Islam.
Ini adalah 8 point besar yang bisa dilakukan oleh FoSSEI Regional sebagai perpanjangan tangan dari FoSSEI Nasional dan yang mempunyai akses serta hubungan yang lebih dekat dengan KSEI. Pengembangan FoSSEI secara kuantitas adalah penting, semakin banyak yang memperjuangkan ekonomi Islam dalam barisan FoSSEI maka kemenangan dakwah ekonomi Islam akan semakin cepat terealisasi tapi pengembangan kualitas baik KSEI/FoSSEI atau individu kader juga penting agar tidak keropos dan rapuh. Pengembangan kuantitas dan kualitas harus berjalan beriringan agar tidak timpang.
Allah Ma’ana Insyaallah!