Perisai Untuk Menghadapi Era Revolusi Industri Keempat

Perisai Untuk Menghadapi Era Revolusi Industri Keempat

Perisai Untuk Menghadapi Era Revolusi Industri Keempat
Oleh: Hana Kamalia Tsabitah

Generasi millenial, salah satu generasi yang dapat merasakan manfaat dari pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Generasi millenial yang memiliki stereotype penyuka kemudahan dan kecepatan, menjadi generasi dominan yang turut serta dalam pesatnya perubahan yang terjadi hingga saat ini. Bagaimana tidak, generasi millenial digadang-gadang sebagai generasi yang mampu memberikan dampak besar dan perubahan pada dunia. Pesatnya perkembangan teknologi, juga semakin menjamurnya smartphone di tengah masyarakat, membuat segala hal bergerak ke arah perubahan. Belum lagi saat ini kita memasuki era industri 4.0 yang mana merupakan gabungan dari teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber, atau penggantian dari tenaga manusia menjadi tenaga komputerisasi. Karena generasi millenial sudah awam dengan sistem teknologi dan otomatisasi, bisa dipastikan mereka dapat beradaptasi dengan baik pada era industri 4.0 saat ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ada sebanyak 143,26 juta orang yang menggunakan internet di Indonesia. 80 persen dari angka tersebut merupakan jumlah pengguna internet yang dilakukan melalui smartphone. Fakta ini menjadi sebuah peluang yang diambil oleh berbagai pihak, tak terkecuali oleh bidang Perbankan Syariah dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Herbudhi, Direktur Eksekutif ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) dalam Seminar Nasional dengan tema Peluang dan Tantangan Ekonomi, Keuangan dan Bisnis Syariah dalam menghadapi revolusi industri 4.0 pada hari Kamis (30/8) di ruang Amphiteater Gedung Kasman Singodimedjo Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyampaikan bahwa efek dari revolusi industri tersebut harus diikuti. “Saat ini tingkat penetrasi internet dalam aktivitas kehidupan masyarakat adalah sebesar 57 persen dan diperkirakan pada 2020 akan mencapai 88 persen. Hal ini yang kemudian direspon oleh perbankan dengan melakukan berbagai inovasi yang memudahkan nasabah, misal dengan membuat aplikasi perbankan mobile. Peluang ini juga berlaku bagi Perbankan Syariah, bagaimana mereka mampu beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan tersebut. Karena jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, perkembangan Ekonomi Syariah kita termasuk lambat,” ungkapnya (http://www.umy.ac.id/perekonomian-syariah-harus-beradaptasi-dengan-revolusiindustri-4-0.html diakses tanggal 28 Desember 2018).

Industri 4.0 mengharuskan Indonesia untuk memperbaharui sumber daya manusianya, terutama generasi muda penerus bangsa yang mana akan menjadi pelakon dalam industri 4.0. Generasi muda harus senantiasa memiliki kreativitas serta keinovatifan agar dapat bersaing dalam paparan revolusi industri keempat. Untuk mendorong peningkatan kreativitas serta keinovatifan, maka sarana dan prasana jelas dibutuhkan. Satu yang perlu dipersiapkan yaitu modal atau dana. Dana tersebut dapat dengan mudah didapatkan ketika dana tersebut berasal dari masyarakat dan dikelola kembali oleh masyarakt itu sendiri. Dana tersebut dapat kita dapatkan dari wakaf uang. Menapaki jejak sejarah, keberadaan wakaf terbukti telah banyak membantu pengembangan dakwah Islam di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Sejumlah lembaga pendidikan, pondok pesantren maupun masjid di Indonesia banyak ditopang keberadaan dan kelangsungan hidupnya oleh wakaf. Hanya saja, jika wakaf pada masa lalu seringkali dikaitkan dengan benda-benda wakaf tidak bergerak, seperti tanah maupun bangunan, kini mulai dipikirkan wakaf dalam bentuk lain, misalnya wakaf uang (cash waqf) yang penggunaannya di samping untuk kepentingan tersebut, juga dapat dimanfaatkan secara fleksibel bagi pengembangan usaha produktif kaum lemah (Didin dalam Muhammad, 2004).

Wakaf uang dalam definisi Departemen Agama adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang. Dengan demikian, wakaf uang merupakan salah satu bentuk wakaf yang diserahkan oleh seorang wakif kepada nadzir dalam bentuk uang kontan (Achmad, 2007). Dana yang terkumpul dari wakaf uang dapat dikelola secara produktif ataupun konsumtif yang dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan, pendalaman skill, juga pelatihan bagi pemuda pemudi Indonesia agar dapat meningkatkan kreativitas dan keinovatifannya untuk dapat bertahan dan bersaing dalam era revolusi industri keempat.

Saat ini diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak, agar wakaf uang dapat berjalan sebagaimana fungsinya. Salah satu pihak yang saat ini sudah menyediakan kemudahan untuk berwakaf uang adalah mobile application e-Salaam. Aplikasi tersebut diselenggarakan dan dioperasikan oleh PT. CIPAS Aquindo Pratama yang bekerjasama dengan CIMB Niaga Syariah sebagai mitra eksklusif sebagai pemberi layanan payment gateway. Banyak fitur yang tersedia diantaranya: Pembayaran Zakat, Wakaf Uang, Jadwal Sholat, Arah Kiblat, Paket Umrah dan Donasi yang masih dalam pengembangan.

Mobile application e-Salaam yang menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat Indonesia dalam berwakaf uang, jelas sangat cocok digunakan oleh generasi millennial saat ini. Karena didalamnya terdapat banyak fitur yang dapat memenuhi preferensi mereka sebut saja kemudahan dan kecepatannya dalam bertransaksi. Industri 4.0 merupakan kesempatan bagi negara Indonesia untuk lebih maju secara ekonomi. Dengan penyaluran dana pada wakaf uang, kita dapat membentuk insan-insan yang insyaAllah berbudi pekerti luhur, bermoral, serta cinta agama dan negaranya. Dengan adanya aplikasi tersebut, maslahat wakaf dapat mencakup masyarakat luas. Dan pada akhirnya, wakaf tidak hanya menjadi sarana ibadah, namun juga solusi bagi permasalahan ekonomi di era revolusi industri keempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *