Potensi dan Optimalisasi Industri Halal di Indonesia

Potensi dan Optimalisasi Industri Halal di Indonesia

Oleh: Ari Sukma Siregar

KSEI FoSEI Universitas Sumatera Utara

Indonesia adalah salah satu Negara dengan Jumlah penduduk terbanyak di Dunia, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta Jiwa (2015) yang mana 85% di antara nya beragama Islam sehingga menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan penduduk Muslim terbanyak pertama di dunia. Dengan jumlah populasi Muslim yang sangat besar tersebut menjadikan Indonesia mempunyai potensi pasar Industri Halal yang besar pula.

Perkembangan Industri Halal akhir-akhir ini begitu pesat, hal ini di dorong oleh muncul nya kesadaran Muslim untuk menerapkan ajaran serta konsep Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari. Halal yang dulu nya hanya sekedar hal yang diperbolehkan dalam Islam kini sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup (lifestyle) bagi komunitas Muslim dunia.

Industri Halal sendiri mempunyai 10 sektor dengan kontribusi yang paling besar yaitu financialfood, wisata dan perjalanan, fashion, kosmetik, farmasi, media dan rekreasional, kebugaran, pendidikan dan seni budaya.

Untuk sektor finansial sendiri beberapa tahun terakhir perkembangan nya di Indonesia sudah cukup baik. Hal ini di buktikan dengan semakin banyaknya Industri Perbankan dan Keuangan Syariah  yang hadir di tengah-tengah masyarakat, seperti Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah, Reksadana Syariah, Obligasi Syariah, Pegadaian Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Sistem ekonomi syariah yang transparan, jujur, adil dan stabil menambah daya tarik masyarakat untuk beralih kesistem syariah yang halal, bahkan untuk yang bukan beragama Islam sekalipun.

Indonesia juga mempunyai banyak hal yang menjadi keunggulan dalam pengembangan Industri Halal lifestyle. Misalnya dari segi pariwisata atau halal tourism, Indonesia mempunyai keindahan alam yang tidak di miliki oleh negara – negara lain. Ada banyak tempat di Indonesia yang bisa dijadikan tujuan pariwisata halal berkelas dunia. Baik pariwisata danau, pantai, dan pegunungan, Indonesia mempunyai banyak pilihan, sebut saja Danau Toba di Sumatera Utara. Pantai-pantai di Bali dan Pantai Kepulauan Raja Ampat yang sangat menawan. Kemudian untuk wisata pegunungan ada Gunung Bromo dan Gunung Rinjani. Kita juga mempunyai Pulau Komodo yang menjadi 7 keajaiban dunia dan Candi Borobudur yang sangat ikonik.

Untuk wisata budaya, Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman suku dan budaya nya, dan setiap suku pasti mempuyai kebudayaan dan kearifan lokal masing-masing. Sehingga tidak perlu diragukan lagi mengenai apa yang bisa di tawarkan Indonesia lewat budayanya.

Kemudian untuk wisata kuliner, Indonesia di kenal dengan kelezatan dan keberagaman makanan nya. Banyaknya suku dan budaya di Indonesia menyebabkan setiap daerah mempunyai makanan khas nya masing-masing. Beberapa yang terkenal seperti  Pempek, Gudeg, dan Rendang. Bahkan  Rendang kelezatan nya sudah di akui oleh Dunia. Selanjutnya adalah bagaimana kita memastikan bahan dan proses pembuatan nya benar-benal sesuai syariah dan halal.

Indonesia sendiri saat ini masih berada di peringkat 10 dalam Industri dan pasar halal dunia Peringkat pertama diduduki Malaysia. Peringkat berikutnya berurutan: Emirat Arab, Bahrain, Saudi Arabia, Pakistan, Oman, Kuwait, Qatar, Jordan, dan Indonesia. Padahal dengan sumberdaya yang melimpah baik itu sumberdaya manusia maupun alam harus nya, Indonesia bisa menjadi yang terdepan di dalam Industri Halal dunia dan hal tersebut tidak lah mustahil, tinggal bagaimana keseriusan kita untuk mengoptimalisasi potensi yang ada.

Untuk mengoptimalisasi potensi perkembangan Industri Halal di Indonesia agar bisa bersaing harus di lakukan beberapa strategi yaitu branding bahwa Indonesia adalah Negara pusat halal lifestyle, adanya pengembangan Sumberdaya manusia, dan terakhir pemerintah harus menggandeng para stakeholders untuk bersama-sama mengembangkan Industri Halal. Instansi dan lembaga tersebut yaitu Majelis Ulama Indonesia, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, perbankan, asuransi, produsen Industri Halal, dan lainnya.

Terakhir, dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mendorong pengembangan Industri Halal di Indonesia, sehingga di harapkan nantinya Indonesia benar-benar bisa menjadi pusat pengembangan Industri Halal lifestyle dunia, dan bukan tidak mungkin apabila hal ini terwujud Industri Halal akan mengangkat perekonomian Indonesia dan bisa menjadi motor ekonomi nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *