Rakernas FoSSEI 2023 : Perkuat Sinergi untuk Pengembangan Ekonomi Syariah yang Terkalibrasi

Rakernas FoSSEI 2023 : Perkuat Sinergi untuk Pengembangan Ekonomi Syariah yang Terkalibrasi

Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) masa amanah 2022-2023  menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Selasa-Kamis, 10-12 Januari 2023 di Universitas Ahmad Dahlan dengan KSEI ADSEF

UAD sebagai tuan rumahnya. Rakernas menjadi momentum bagi seluruh kader FoSSEI di seluruh Indonesia untuk melakukan koordinasi, mengesahkan rencana program kerja untuk satu periode ke depan, dan menjalin silaturahmi. Mengusung tema “Penguatan Ekosistem Digital dan Halal Value Chain Demi Mewujudkan Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi Syariah Dunia”. Rakernas ini menjadi agenda awal FoSSEI menjalankan kepengurusan masa amanah 2022-2023.

 

Dalam kesempatan tersebut, hadir memberikan sambutan Dr. Nur Kholis S.Ag., M.Ag., selaku Dekan FAI Universitas Ahmad Dahlan yang sekaligus membuka kegiatan Rakernas. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dr. Ahmad Juwaini, S.E., M.M, selaku Direktur Keuangan Sosial Syariah KNEKS, Dr. Riduwan, S.E., M.Ag selaku Pemateri pertama, dan Dr. Mochlasin Sofyan, M.Ag selaku pemateri kedua dalam seminar nasional ini.

 

 

Dr. Ahmad Juwaini, S.E., M.M, Direktur Keuangan Sosial Syariah KNEKS menjadi keynote speaker mengajak semua pihak untuk berperan dan berkolaborasi bersama dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dr. Ahmad Juwaini, S.E., M.M kemudian menyampaikan empat economic outlook yaitu pertama peningkatan inflasi dunia, pengetatan moneter dan perlambatan ekonomi, pandemi covid-19 yang berkepanjangan, dan perang Rusia-Ukraina. Harapannya dengan adanya permasalahan yang dihadapi sekarang dapat menjadi challenge bagi Indonesia dalam mengambil langkah yang tepat kedepannya.

 

Selain itu, “Ekonomi inklusif adalah strategi untuk meningkatkan kinerja perekonomian dengan perluasan kesempatan dan kemakmuran ekonomi. Inklusif Keuangan Syariah adalah suatu aktivitas atau upaya dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah, agar masyarakat mampu mengelola dan mendistribusikan sumber-sumber keuangannya dengan prinsip syariah. Contoh inklusi syariah : Pusat Investasi Pemerintah (PIP), BMT,” ujar  Dr. Riduwan, S.E., M.Ag.

Dr. Mochlasin Sofyan, M.Ag. mengungkapkan tentang bagaimana mengoptimalisasi peran mahasiswa dalam meningkatkan inklusivitas ekonomi syariah dengan modal insani mahasiswa. Apalagi akan adanya fase demographic dividend yaitu  kondisi dimana populasi masyarakat dan individu dengan usia produktif 15-64 tahun mengalami peningkatan yang pesat. Titik ini bisa menjadi peluang besar bagi sebuah negara untuk meningkatkan performa ekonomi industri.

Harapannya dengan disahkannya program kerja untuk periode satu tahun ke depan ini, FoSSEI dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia serta dapat memberikan dampak ke masyarakat yang lebih luas.

 

Penulis dan Editor : Wulan Listiani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *