Oleh: Satria Rahman
Staff Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar untuk berperan aktif sebagai penyedia berbagai sektor kehidupan khususnya yang berbasiskan bisnis dengan prinsip halal. Bisnis yang dimaksud dapat diperuntukkan baik bagi masyarakat Indonesia itu sendiri maupun orang asing yang berkunjung ke Indonesia dengan tujuan pertumbuhan ekonomi.
Selain negara yang mayoritas penduduknya muslim, hal lain yang mendukung potensi Indonesia yaitu peristiwa yang baru saja terjadi tepatnya pada akhir tahun 2016. Jutaan masyarakat Indonesia bersatu dalam sebuah gerakan sebagai bentuk aksi bela Islam, bahkan aksi ini tidak hanya di ibu kota tapi juga wilayah-wilayah selain ibu kota sehingga dapat dikatakan bahwa kekuatan Islam di Indonesia bukan hanya terlihat dari kuantitas namun juga kualitas yang berbentuk kesadaran akan perlunya pembelaan terhadap agama Islam. Dengan adanya situasi ini, sudah seharusnya ada kepercayaan diri bagi masyarakat ataupun pemerintah untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan situasi ini dengan salah satunya menjadi kontributor penting dalam pengembangan halal lifestyle di tahun 2017 ini.
Di tahun ini, target untuk mencapai hasil maksimal dari berbagai sektor halal di seluruh wilayah Indonesia mungkin belum dapat tercapai. Namun, dengan potensi dan prestasi membanggakan yang sudah ditorehkan oleh beberapa wilayah yang mewakili Indonesia di tingkat dunia yang berlangsung di Abu Dhabi pada akhir tahun 2016 kemaren tentunya dapat menjadi contoh dan juga pemicu pembumian halal di lebih banyak sektor produksi dan wilayah di Indonesia yang menjadi titik awal semangat disertai strategi matang agar pelaksanaanya dapat berjalan dengan totalitas.
Totalitas di sini berarti setiap sektor atau bidang yang akan menjadi objek penghasil pendapatan dari entitas yang prinsip utamanya halal dapat membuat multiplier effect kepada sektor lain berupa pendapatan atau keuntungan lain sehingga seluruh sektor yang mempunyai tujuan yang sama yaitu pengembangan gaya hidup halal mampu melakukan kerja sama agar saling menguntungkan. Contoh terapan uraian di atas misalnya suatu bisnis travel antar kota di mana setiap cabangnya menyediakan atm bank syariah, tempat makan untuk persinggahan dan penginapan yang menjadi satu paket dengan travel yang mana semuanya berdasarkan prinsip syariah.
Strategi apapun yang nantinya dijalankan kemungkinan besar tidak akan berjalan berkesinambungan dan mendapatkan hasil maksimal tanpa adanya usaha untuk selalu meningkatkan eksistensi melalui berbagai media. Usaha ini juga harus dilaksanakan secara kerja sama antara pemerintah sebagai fasilitator atau penyedia dan masyarakat sebagai produsen, distributor dan konsumen. Pemerintah yang kita ketahui bersama mempunyai kewenangan cukup besar dalam menata hampir di seluruh bidang kehidupan melalui peraturan-peraturan yang pengaruhnya memiliki dampak besar.
Oleh karena perannya yang begitu signifikan, pemerintah harus ikut campur secara intensif dengan mendukung masyarakat yang ingin terlibat dalam proses bisnis halal lifestyle baik secara langsung ataupun tidak langsung. Contoh dukungan pemerintah secara langsung misalnya pengalokasian dana yang ditujukan bagi pembangunan sarana dan prasarana yang dibuat untuk penunjang dalam memperluas titik-titik penyebaran usaha kecil, menengah dan besar di banyak wilayah, pemberian penyuluhan atau edukasi kepada masyarakat yang bertindak sebagai konsumen atau produsen, mencontohkan kepada masyarakat berupa tindakan nyata sebagai pelayan masyarakat dengan mengharuskan gaya hidup para pegawai muslim pemerintah yang serba halal artinya setiap kegiatan yang dilaksanakan diwajibkan menggunakan atau mengonsumsi barang dan jasa yang kehalalannya dapat dipastikan. Sedangkan contoh dukungan pemerintah secara tidak langsung yaitu pembuatan peraturan khusus mengenai bisnis-bisnis berdasarkan prinsip halal yang berfungsi untuk memberikan penjelasan dan mencegah para pelaku bisnis agar tidak melakukan kesalahan atau menyimpang dari aturan yang seharusnya.
Di sisi lain, pihak yang tidak kalah penting yaitu masyarkat harus juga turut serta mengembangkan gaya hidup halal ini sesuai dengan kemampuan masing-masing sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT. Banyak hal kecil yang diremehkan atau dilewatkan oleh banyak orang seperti memperhatikan bungkus makanan apakah berlabel halal atau tidak, dalam hal ini masyarakat dapat berperan dengan membiasakan diri agar selalu menyeleksi sebagai upaya kehati-hatian. Adapun contoh peran besar dari masyarakat adalah dengan menyumbangkan kompetensi yang ia miliki misalnya seseorang yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi berinisiatif membuat apps pada playstore ataupun web yang akan memudahkan bagi masyarakat luas untuk mengakses informasi mengenai berbagai barang, jasa, dan lokasi.
Peran masyarakat yang sangat besar dikuatkan oleh bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi beberapa tahun lagi di Indonesia. Hal ini dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berada di usia produktif agar menjadi bagian dalam program-program bisnis berdasarkan prinsip gaya hidup halal ini. Apalagi persiapan terhadap bisnis yang mengutamakan halal ini telah dirancang terlebih dahulu dibuktikan dengan sudah adanya pendahulu yang dapat bertindak sebagai contoh ataupun pendamping sehingga dapat bersaing bahkan di tingkat Internasional khususnya dalam MEA. Pihak yang terlibat akan bertambah apabila pada implementasinya berjalan lancar dan konsisten atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi yang salah satunya melalui halal lifestyle ini ditandai oleh banyaknya orang yang ikut berpartisipasi dikarenakan feedback yang positif baik dari segi kesehatan, kenyamanan, keuangan dan lain-lain sesuai perspektif masing-masing individu disertai keberadaan halal lifestyle yang harus mampu bertahan lewat peran pemerintah bersama masyarakat.