Oleh Widdy Tanzila
Hendri Tanjung, dalam artikelnya “Masa Depan Ekonomi dan Keuangan Islam Indonesia” disebutkan pada tahun 2030 umat Islam di dunia akan mencapai 1,7 milyar dengan median umur adalah 30 tahun. Artinya, akan terdapat booming generasi milenial di tahun 2030. Jumlah penduduk muslim yang besar itu menyimpan potensi zakat dan wakaf yang besar dan dapat diarahkan untuk sektor produktif, dan sebagai jawaban atas permasalahan kemiskinan, karena kehadiran zakat menjadi modal strategis untuk melepaskan diri ketergantungan terhadap utang luar negeri yang nantinya akan merugikan kepentingan jangka panjang dan generasi yang akan datang.
Hal ini juga sebagai salah satu langkah konkrit untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia. Akan tetapi, saat ini yang banyak diketahui masyarakat hanya sebatas zakat. Padahal, keunggulan wakaf dapat dimanfaatkan untuk investasi jangka panjang. Seiring perkembangan zaman, penyaluran wakaf saat ini beragam. Salah satunya dikenal dengan wakaf dalam bentuk harta bergerak atau disebut dengan wakaf uang. Menurut Dr. Oni Sahroni, Anggota Dewan Syariah Nasional MUI, wakaf uang dinilai lebih maslahat karena lebih fleksibel, karena kebutuhankebutuhan mustahik, seperti barang tertentu, jasa tertentu, uang tunai, premi asuransi syariah, dan modal usaha dapat dipenuhi dengan manfaat dari wakaf uang yang diinvestasikan.
Perlu kita ketahui bahwa potensi zakat di Indonesia yang telah dihitung oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mencapai 217 triliun rupiah. Sementara itu, potensi wakafpun tidak kalah besarnya. Di Indonesia, potensi wakaf uang mencapai Rp 187 triliun rupiah per tahun. Sekalipun potensi zakat dan wakaf uang umat Islam di Indonesia sangat besar, tetapi jika tidak mengikuti perkembangan teknologi dan hal ini dibiarkan, maka dapat tergerus oleh kemajuan zaman. Tentu kita masih ingat dengan kisruh antara jasa transportasi yang menyita perhatian masyarakat se-Indonesia. Kondisi yang sama mungkin akan dirasakan oleh lembaga keuangan, khususnya lembaga keuangan syariah jika tidak cepat tanggap dalam menyikapi perubahan ini.
Sejumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia mengejar ketertinggalan dengan mengeluarkan beberapa inovasi layanan zakat dan wakaf yang dapat mempermudah nasabah melakukan proses transaksi dengan hanya lewat telepon seluler. Hal ini dilakukan Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah), sebagai salah satu Lembaga Keuangan Syariah Pengelola Wakaf Uang (LKS-PWU) bekerja sama dengan Dompet Dhuafa mengeluarkan mobile apps e-Salaam untuk membantu nasabah membayar zakat dan wakaf ke berbagai Lembaga Amil Zakat dan Lembaga Wakaf. Melalui produk ini, nasabah dan masyarakat dapat lebih mudah menunaikan zakat dan wakaf uang lewat aplikasi e-Salaam yang dapat diunduh di App Store dan Google Play.
Terobosan ini untuk mengakomodasi tingginya potensi zakat dan wakaf di Indonesia serta dimaksudkan untuk mutu dan pelayanan generasi milenial yang menginginkan kemudahan dalam menjalankan perintah agama Islam dengan bantuan teknologi. Dengan platfrom online ini, diharapkan pengelolaan zakat dan wakaf uang semakin lebih transparan dan semakin memudahkan umat muslim untuk menjalankan perintah agama. Terobosan pengelolaan zakat dan wakaf uang online ini masih memerlukan sosialisasi lebih. Selain untuk menjangkau lebih banyak muzaki dan wakif dari seluruh kalangan, juga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait wakaf uang. Menurut penulis, influencer marketing merupakan cara promosi yang efektif karena saat ini generasi milenial akan lebih terpengaruh jika seseorang yang mereka sukai mencoba sebuah produk. Semoga sistem zakat dan wakaf uang online ini terus berkembang untuk mendorong perekonomian Indonesia melalui sektor-sektor real dari penyaluran zakat dan wakaf. Zakat dan wakaf mendatangkan manfaat untuk muzaki dan wakif. Karena setiap harta yang dikeluarkan untuk meraih ridho Allah, akan lahir seiring pahala yang terus mengalir. Inilah bentuk perniagaan terbaik dengan Allah subhanahu wa ta’ala.
